Campak adalah endemik pada sebagian besar dunia. Campak sangat menular,
sekitar 90% kontak keluarga yang rentan mendapat penyakit. Campak jarang
subklinis. Sebelum penggunaan vaksin campak, puncak insiden pada umur
5-10 tahun, kebanyakan orang dewasa imun.Sekarang di Amerika Serikat,
campak terjadi paling sering pada anak umur sekolah yang belum di
imunisasi dan pada remaja dan orang dewasa muda yang telah di imunisasi.
Definisi
Morbili
adalah penyakit virus
akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium prodormal ( kataral
), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang dimanifestasikan dengan demam,
konjungtivitis dan bercak koplik (Ilmu Kesehatann Anak Edisi 2, th 1991. FKUI).
Morbili adalah penyakit anak menular
yang lazim biasanya ditandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa
dengan campak ringan atau demam, scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi (
Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC, 2000)
Etiologi :
Penyebabnya adalah virus morbili yang
terdapat dalam sekret nasofaring dan darah sealma masa prodormal sampai 24 jam
setelah timbul bercak-bercak. Virus ini berupa virus RNA yang termasuk famili
Paramiksoviridae, genus Morbilivirus. Cara penularan dengan droplet
infeksi.
Epidemiologi :
Biasanya penyakit ini timbul pada
masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup. Bayi yang dilahirkan
oleh ibu yang pernah menderita morbili akan mendapat kekebalan secara pasif
(melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur
tersebut kekebalan akan mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili.
Bila seseorang wanita menderita morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka
50% kemungkinan akan mengalami abortus, bila ia menderita morbili pada
trimester I, II, atau III maka ia akan mungkin melahirkan seorang anak dengan
kelainan bawaan atau seorang anak dengan BBLR, atau lahir mati atau anak yang
kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun.
Patologi
Sebagai reaksi terhadap virus maka terjadi eksudat yang serous dan
proliferasi sel mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus disekitar
kapiler. Kelainan ini terdapat pada kulit, selaput lendir nasofaring,
bronkus dan konjungtiva. (Hassan.R. et al, 1985). Penularan : secara
droplet terutama selama stadium kataralis. Umumnya menyerang pada usia 6
bulan sampai 5 tahun. (Rachman.M. dan Dardjat.M.T., 1986). Biasanya
ada hiperplasi jaringan limfoid, terutama pada apendiks, dimana sel
raksasa multinukleus (sel raksasa retikuloendotelial Warthin- Finkeldey)
dapat ditemukan. Di kulit, reaksi terutama menonjol sekitar kelenjar
sebasea dan folikel rambut. Bercak koplik terdiri dari eksudat serosa
dan proliferasi sel endotel serupa dengan bercak pada lesi kulit. Reaksi
radang menyeluruh pada mukosa bukal dan faring meluas kedalam jaringan
limfoid dan membrana mukosa trakeobronkial. Pneumonitis interstisial
akibat dari virus campak mengambil bentuk pneumonia sel raksasa Hecht.
Bronkopneumoni dapat disebabkan oleh infeksi bakteri sekunder.
(Berhman.R.E. et al, 1999).
Manifestasi klinis
Masa tunas/inkubasi penyakit
berlangsung kurang lebih dari 10-20 hari dan kemidian timbul gejala-gejala yang
dibagi dalam 3 stadium
1.
Stadium kataral (prodormal)
Stadium prodormal
berlangsung selama 4-5 hari ditandai oleh demam ringa hingga sedang, batuk
kering ringan, coryza, fotofobia dan konjungtivitis. Menjelang akhir stadium
kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema, timbul bercak koplik yang
patognomonik bagi morbili, tetapi sangat jarang dijumpai. Bercak koplik
berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh eritema.
Lokalisasinya dimukosa bukalis berhadapandengan molar dibawah, tetapi dapat
menyebar tidak teratur mengenai seluruh permukaan pipi. Meski jarang, mereka
dapat pula ditemukan pada bagian tengah bibir bawah, langit-langit dan
karankula lakrimalis. Bercak tersebut muncul dan menghilang dengan cepat
dalam waktu 12-18 jam. Kadang-kadang stadium prodormal bersifat berat karena
diiringi demam tinggi mendadak disertai kejang-kejang dan pneumoni. Gambaran darah tepi ialah
limfositosis dan leukopenia.
2.
Stadium erupsi
Coryza dan batuk-batuk
bertambah. Timbul enantema / titik merah dipalatum durum dan palatum mole.
Terjadinya eritema yang berbentuk makula papula disertai dengan menaiknya suhu
tubuh. Eritema timbul dibelakang telinga dibagian atas lateral tengkuk,
sepanjang rambut dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan
primer pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Terdapat pembesaran kelenjar getah
bening disudut mandibula dan didaerah leher belakang. Juga terdapat sedikit
splenomegali, tidak jarang disertai diare dan muntah. Variasi dari morbili yang
biasa ini adalah “Black Measles” yaitu morbili yang disertai perdarahan pada
kulit, mulut, hidung dan traktus digestivus.
3.
Stadium konvalesensi
Erupsi berkurang
meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang bisa hilang
sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering ditemukan pula kulit
yang bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbili.
Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema atau eksantema ruam kulit menghilang
tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada
komplikasi
Komplikasi
-
Otitis media akut
-
Pneumonia / bronkopneumoni
-
Encefalitis
-
Bronkiolitis
-
Laringitis obstruksi dan laringotrakkhetis
Pencegahan
1.
Imunusasi aktif
Hal ini
dapat dicapai dengan menggunakan vaksin campak hidup yang telah dilemahkan.
Vaksin hidup yang pertama kali digunakan adalah Strain Edmonston B. Pelemahan
berikutnya dari Strain Edmonston B. Tersbut membawa perkembangan dan pemakaian
Strain Schwartz dan Moraten secara luas. Vaksin tersebut diberikan secara
subkutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung lama.
Pada penyelidikan serulogis ternyata bahwa imunitas
tersebut mulai mengurang 8-10 tahun setelah vaksinasi. Dianjurkan agar
vaksinasi campak rutin tidak dapat dilakukan sebelum bayi berusia 15 bulan
karena sebelum umur 15 bulan diperkirakan anak tidak dapat membentuk antibodi
secara baik karena masih ada antibodi dari ibu. Pada suatu komunitas dimana campak terdapat secara
endemis, imunisasi dapat diberikan ketika bayi berusia 12 bulan.
2.
Imunusasi pasif
Imunusasi
pasif dengan serum oarng dewasa yang dikumpulkan, serum stadium penyembuhan
yang dikumpulkan, globulin placenta (gama globulin plasma) yang dikumpulkan
dapat memberikan hasil yang efektif untuk pencegahan atau melemahkan campak.
Campak dapat dicegah dengan serum imunoglobulin dengan dosis 0,25 ml/kg BB secara
IM dan diberikan selama 5 hari setelah pemaparan atau sesegera mungkin.
Pengobatan
Terdapat indikasi pemberian obat
sedatif, antipiretik untuk mengatasi demam tinggi. Istirahat ditempat tidur dan
pemasukan cairan yang adekuat. Mungkin diperlukan humidikasi ruangan bagi
penderita laringitis atau batuk mengganggu dan lebih baik mempertahanakan suhu
ruangan yang hangat.
Pemeriksaan Diagnostik
- Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan Darah
Penetalaksanaan
Teraupetik
- Pemberian vitamin A
- Istirahat baring selama suhu meningkat, pemberian antipiretik
- Pemberian antibiotik pada anak-anak yang beresiko tinggi
- Pemberian obat batuk dan sedativum
DAFTAR PUSTAKA
Ilmu Kesehatann Anak Edisi 2, th
1991. FKUI
Ilmu Kesehatan
Anak vol 2, Nelson, EGC, 2000
0 komentar:
Posting Komentar