0

Stamina Atlet "Digenjot" Pada Sea Games : Gizi Harus Seimbang

Pola makan sembarangan, disinyalir menjadi penyebab turunnya stamina atlet sepak bola Indonesia pada babak kedua. Menurut wasit senior Jimmy Natipulu, disiplin atlet sepak bola Indonesia masih rendah dalam hal menjaga pola makan. Kondisi ini diperburuk dengan sajian menu prasmanan dari pihak katering, yang kadang tidak diperhatikan oleh pelatih dan ahli gizi. ”Belum di luar kadang-kadang ngemil makanan yang berminyak,” ungkap Jimmy.

Konsumsi makanan berminyak akan membuat kadar lemak tubuh lebih tinggi. Selain membuat gemuk, lemak yang digoreng menyebabkan kadar oksigen dalam tubuh turun hingga 20 persen. Akibatnya, pemain akan mengantuk dan mudah lelah ketika berlatih dan menjalani pertandingan. Kondisi ini tentu mempengaruhi konsentrasi atlet. Sepatutnya Indonesia belajar dari klub sepakbola di luar negeri yang begitu disiplin mengatur pola makan. Ahli gizi dan medis selalu ditugaskan untuk mengawasi stamina pemain. Tak heran jika postur tubuh atlet Indonesia dan luar negeri jauh berbeda. Selain postur tubuhnya jauh lebih tinggi, fisik mereka juga terlihat lebih atletis.

Dr. Sonia menjelaskan, untuk memaksimalkan stamina atlet, makanan yang dikonsumsi haruslah yang mengandung rendah minyak. “Dengan cara di-steam itu merupakan teknik yang baik untuk atlet,” tutur Dr. Sonia. Alternatif lain, para atlet bisa makan makanan dengan proses dibakar dan yang terpenting adalah para atlet Sea Games harus benar-benar memperhatikan kandungan gizi makanan yang akan dikonsumsinya. Pasalnya, ini akan berpengaruh pada proses penjagaan stamina mereka. Selain teknik pemasakan, Dr. Sonia pun menyarankan agar para atlet mengurangi asupan nasi putih. Menurutnya, dengan mengkonsumsi nasi putih, mereka cenderung mudah mengantuk, karena nasi mengandung kadar glukosa tinggi yang cepat menaikan kadar gula darah dan membuat perut cepat lapar kembali. “Berasnya harus beras merah atau beras gandum, jangan pilih nasi putih,” saran Dr. Sonia. Yang terakhir harus diperhatikan adalah asupan buah untuk atlet. “Buah sangat bagus, tapi untuk atlet jangan pilih buah yang berkadar manis,” ujar Dr. Sonia. Menurutnya, buah yang berkadar manis cenderung membuat tubuh lemas dan mengantuk. Ia menyarankan agar para atlit lebih memilih mengkonsumsi apel, pir dan jeruk dibanding mengkonsumsi buah berkadar manis seperti mangga, anggur dan nangka.   

 
Gizi Harus Seimbang
Sudah selayaknya target juara umum dan panen medali, diimbangi dengan pola makan yang bagus. Kandungan karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air juga harus seimbang. Asupan karbohidrat harus mencapai 60-70 persen, lemak 20 – 25 persen dan protein mencapai 10 – 15 persen dari total energi yang dibutuhkan. Atlet tidak dianjurkan mengkonsumsi nasi putih secara berlebihan. Kandungan karbohidrat di dalam nasi, mengandung gula yang tinggi. Jika dicerna dapat membuat perut kenyang yang berpotensi menimbulkan rasa kantuk. Untuk mengganti nasi putih, nasi merah, gandum, kentang, pasta atau jagung bisa menjadi salah satu alternatif. Selain mengandung karbohidrat kompleks, juga berpotensi menyimpan energi lebih lama.

Bagi atlet, konsumsi lemak juga sangat diperlukan meski bagi sebagian orang menghindari konsumsi lemak. Asalkan tidak dikonsumsi secara berlebihan, lemak bisa dijadikan cadangan energi jika kadar karbohidrat dalam tubuh mulai menipis. Asalkan tidak mengonsumsi berlebihan. Idealnya, kadar lemak dalam tubuh atlet harus di bawah 20 persen. Jika sudah di bawah 20 persen maka tubuh dapat seimbang dan dikatakan prima. Penggunakan minyak dalam memasak sebaiknya dihindari. Ganti proses memasak dengan dibakar atau direbus. Untuk menu daging atau pun ayam, sebaiknya pilih bagian yang tidak berlemak. Hindari juga makanan yang memiliki kadar lemak dan kolesterol tinggi seperti coklat, cake, ice-cream, keripik, dan juga jeroan. 

Untuk mendapatkan tubuh yang prima, konsumsi protein disarankan tidak lebih dari 15 persen. Kandungan ini juga bisa menjadi sumber energi ketika tubuh kekurangan karbohidrat atau lemak. Setiap atlet memiliki kebutuhan protein yang berbeda. Menurut Angka Kecukupan Gizi, protein yang dibutuhkan tubuh sebanyak 1 gram per kilogram bobot tubuh. 

Tapi bagi para atlet tentunya akan ribet jika harus mengkalkulasi sendiri kebutuhan gizinya. Wajar kiranya jika para atlet perlu didampingi oleh ahli gizi atau nutrisi untuk memastikan kecukupan gizi mereka. Wajar pula jika target medali yang harus diraih juga diimbangi dengan gizi yang seimbang. Biar bagaimanapun, gizi juga bisa menentukan prestasi. Jangan sampai stamina atlet habis ditengah jalan, sebelum target juara umum tercapai.
Semoga dengan menjaga asupan makanan yang tepat para atlet Indonesia bisa mengerahkan kemampuan terbaiknya dan mengantarkan Indonesia menjadi yang terbaik di Asia Tenggara. Selamat berjuang atlet Indonesia.
 
Foto : www.komunikan.com, www.persagintb.com

0 komentar:

Posting Komentar

Back to Top