1. Hidangkan dalam bentuk yang menarik.
Setumpuk bayam matang yang ada di mangkuk tidak akan membuat balita tertarik. Tapi mungkin matanya akan berbinar jika melihat “pohon” brokoli. Sementara itu, Anda bisa menyajikan tumis sayuran kepada anak yang lebih besar, lalu ajarkan mereka cara menggunakan sumpit.
Setumpuk bayam matang yang ada di mangkuk tidak akan membuat balita tertarik. Tapi mungkin matanya akan berbinar jika melihat “pohon” brokoli. Sementara itu, Anda bisa menyajikan tumis sayuran kepada anak yang lebih besar, lalu ajarkan mereka cara menggunakan sumpit.
2. Sajikan sayuran yang renyah.
Anak-anak benci makanan yang terlalu lembek, jadi hindari memasak sayuran dalam waktu terlalu lama. Alih-alih demikian, cukup rebus, kukus, panaskan di oven, atau sajikan dalam keadaan mentah. Melalui ini, anak juga tidak terlalu kehilangan vitamin.
Anak-anak benci makanan yang terlalu lembek, jadi hindari memasak sayuran dalam waktu terlalu lama. Alih-alih demikian, cukup rebus, kukus, panaskan di oven, atau sajikan dalam keadaan mentah. Melalui ini, anak juga tidak terlalu kehilangan vitamin.
3. Ajak mereka berbelanja.
Jelajahi setiap lorong sayuran yang ada di supermarket sehingga anak Anda bisa melihat beragam buah dan sayur. Dan pada setiap kunjungan, biarkan dia memilih jenis sayuran baru yang akan disantap bersama pada minggu tersebut. Anak-anak akan senang melihat sayuran pilihan mereka menjadi bagian dari menu makan.
4. Beri contoh yang baik.
Pastikan Anda juga mengisi piring makan Anda dengan sayuran. Riset menunjukkan, bahwa jumlah makanan yang ada di piring anak sebenarnya langsung berhubungan dengan jumlah yang ada di piring ibu. Bahkan jika Anda tidak suka dengan, misalnya sayur bit, Anda tetap harus menghidangkannya di piring anak, juga di piring Anda, tanpa perlu memberi komentar negatif.
5. Bersikaplah sabar, jangan tergesa-gesa.
Mungkin Anda harus mengenalkan anak kepada satu jenis sayuran sebanyak 10 kali sebelum dia bersedia mencoba (dan tentunya Anda harap dia akan menyukainya). Jika anak Anda menolak untuk mencoba, jangan masukkan ini ke dalam hati. Coba kenalkan lagi 10 hari kemudian.
6. Bercocok tanam.
Coba ajak anak untuk membuat apotik hidup atau warung hidup di halaman rumah. Ada kemungkinan mereka dengan senang hati mencoba makanan dari hasil kerja keras mereka. Anda juga bisa mengajak mereka ke perkebunan sayur di area agrowisata, atau yang dekat dengan tempat tinggal Anda. Anak tidak hanya akan belajar mengenai jenis sayuran, tapi juga cara merawatnya.
7. Ajak mereka ke dapur.
Libatkan mereka dalam acara memasak. Berikan saja pekerjaan yang sangat mudah, misalnya merobek daun selada, mengupas kulit jagung, atau sekedar mencuci sayuran. Sementara anak yang usianya lebih besar bisa diminta untuk memotong-motong sayuran untuk salad dan menghidangkannya di piring.
8. Sodorkan pilihan.
Cukup hidangkan dua atau tiga jenis sayuran berbeda dalam jumlah sedikit di piring makan anak Anda. Aneka jenis makanan justru menjadi kunci dari banyaknya asupan gisi. Memakan tiga jenis sayur masing-masing satu sendok jauh lebih baik daripada tiga sendok satu jenis sayur.
9. Hidangkan dengan saus celup.
Jika sayuran rebus atau kukus terasa terlalu hambar, coba hidangkan dengan saus celup, misalnya salsa, hummus, salad dressing rendah lemak, guacamole, atau yogurt. Sajikan saus celup ini dalam jumlah sedikit dan wadah kecil (misalnya cetakan agar-agar) dan biarkan anak memilih saus celup mana yang paling dia suka. Ini akan mengajarkan anak untuk bereksperimen dengan rasa.
10. Jadilah kreatif.
Ciptakan dongeng yang bisa menghubungkan balita Anda dengan sayuran. Misalnya mengenai petualangan di hutan asparagus. Ciptakan lagu-lagu konyol dan lucu mengenai wortel, atau kenakan pakaian warna hijau dan berpura-puralah berperan sebagai kacang panjang. Ikut sertakan anak dalam drama kecil ini. Setidaknya, dia bisa menyantap sayurannya dengan perasaan riang, bukan terpaksa.
11. Beri hiasan.
Beri anak lembaran daun selada, lalu biarkan dia “menghias” dengan menggunakan sayuran jenis lain yang sudah Anda potong. Lakukan hal yang sama saat Anda membuat pizza vegetarian ukuran kecil (misalnya dengan menggunakan roti pita atau adonan roti yang dibekukan).
12. Sajikan sebagai makanan pembuka.
Ketika anak merasa lapar, Anda bisa menggunakan ini sebagai kesempatan untuk mengenalkannya kepada sayuran. Sajikan sayuran sebagai makanan pembuka (misalnya salad ukuran mungil) untuk dikunyah selama anak menunggu makanan utama dihidangkan. Tapi ada pengecualian. Sayuran yang samasekali belum pernah dikenal anak bisa membuatnya frustasi jika dia benar-benar kelaparan. Jadi, sajikan saja sayuran yang sudah dikenalnya. Sementara sayuran baru bisa dihidangkan sebagai camilan sore hari.
13. Makanlah bersama-sama.
Jadikan waktu makan malam sebagai prioritas di dalam rumah. Riset dari Harvard Medical School menyebutkan bahwa anak-anak mengonsumsi lebih banyak sayuran (sekaligus lebih banyak buah, kalsium serta serat) saat mereka makan bersama orang tuanya.
14. Kurangi porsi.
Bagi anak yang masih belajar untuk menyukai rasa sayur, satu sendok bisa terasa seperti satu piring. Jadi, ketika Anda menyajikan jenis sayuran baru kepada anak, mintalah dia untuk setidaknya mencoba sesuap. Jika dia tidak suka, jangan memaksa. Anda bisa mencoba lagi dua atau tiga hari berikutnya.
15. Permudah penyajian.
Tempatkan sayuran yang sudah dipotong atau dicuci di wadah plastik lalu simpan di kulkas. Dengan begini, anak Anda akan mudah melihat dan mengambilnya. Atau, kemas sayuran mentah di cooler berukuran kecil apabila Anda bepergian dengan menggunakan mobil.
16. Sajikan satu-satu.
Kebanyakan anak tidak suka makanan yang dikombinasikan dengan saturan lain, jadi, coba tempatkan dua atau tiga jenis sayuran di piring yang terpisah.Melalui ini, Anda juga bisa mengenalkan dia pada jenis-jenis sayuran.
17. Berikan pujian.
Pujilah anak jika mereka bersedia mencoba sayuran baru. Tapi jangan mengobral janji, misalnya akan membelikan mainan atau tambahan waktu menonton TV, karena bentuk penghargaan seperti ini bisa menciptakan hubungan yang tidak sehat dengan makanan. Jangan pula menyogok dengan es krim atau coklat. Karena makanan tidak boleh menjadi hadiah atau hukuman atas perilaku anak.
18. Mengganti bentuk.
Kenalkan sayuran yang sama dengan cara yang berbeda. Mungkin ini terdengar aneh atau merepotkan, tapi pada kenyataannya, bentuk potongan sayuran bisa membuat perbedaan besar pada anak yang masih kecil. Kalau dia tidak menyentuh wortelnya yang dipotong panjang, coba bentuk potongan bulat seperti koin. Atau mungkin dia lebih suka dengan kacang panjang yang dipotong miring daripada yang biasa.
19. Pesta BBQ vegetarian.
Bukan hanya daging yang enak dipanggang. Buatlah kebab vegetarian yang sederhana. Tambahkan dengan tomat, jamur, zucchini, paprika, atau bawang sebagai selingan.
20. Meriahkan makanan.
Coba siramkan sedikit keju cair ke atas sayuran kukus. Tidak masalah jika anak mengonsumsi lemak ekstra yang terkandung di dalam keju. Setidaknya, hal ini layak dicoba jika anak bersedia menyantap sayuran yang ada dengan lahap.
Sumber Bacaan : http://www.parentsindonesia.com
0 komentar:
Posting Komentar